Laman

Jumat, 19 April 2013

Cara Bagi Brosur AGAR BROSUR TIDAK DIBUANG

Sebab cetak brosur itu mahal loh.., satu lembar brosur bisa Rp 200,- s/d Rp 3.000,-, sayang kalau dibuang buang..
Postingan yang ke 3 dari 3, Oleh-Oleh dari pameran, (Kata teman saya, ini adalah strategi SEO, dengan di bagi menjadi tiga, blog saya bisa muncul di halaman pertama google, semoga strategi teman saya betul.. ha.. ha..)
Tiba-tiba saja, saya mendapatkan tugas untuk mengawal pameran ditiga tempat sekaligus dengan waktu yang bersamaan dan berhimpitan, dan persiapan yang sangat pendek, tiga hari saja..
Terus terang saya belum pernah mengawal sebuah event pameran untuk umum, produk umum, di tempat umum dan saat bulan ramadhan, loh saya kan manusia biasa to..?


Saya ambil beberapa brosur dan saya berjalan menuju ke area di mana banyak orang beralu lalang. Saya melihat beberapa manger dan supervisor duduk-duduk di stand, tentunya mereka sudah sangat berpengalaman.. wah saya jadi iri.., mengapa saya yang sudah setua ini, belum pernah punya pengalaman membagi brosur..?
PA (SPG) :”Pak.., sebaiknya bapak duduk di stand saja”
Saya :”Emang knapa..?”
PA (SPG) :”Malu pak.. perusahaan besar gini bosnya (fasilitator bisnisnya) kog ikut turun membagi brosur?”
Saya :”Enggak lah.. bosnya McD saja ikut membersihkan meja dan menyapu lantai kog.., begini loh.. teman-temanmu itu ada yang yunior,
jadi kalau saya ada di sini, saya berharap bisa meningkatkan mental dan semangat temanmu itu..!!”
Hmm.. mau terus terang kalau saya pingin punya pengalaman membagi brosur saja kog susah amat ya..?
Baru beberapa jurus membagi brosur ternyata ada beberapa hal yang menggelitik saya… pengunjung hypermarket yang baru “turun” dari tempat parkir ada yang :
1. Berkata.. “Ini brosur apa..?, Ooo ya.. saya pelajari dulu ya..? terimakasih..”, Hmmm.. seandainya semua orang seperti ini, wuah.. pasti banyak yang pingin jadi SPG.
2. Sambil berkata :”Maaf.. maaf, terimakasih..”, tangannya di gerak-gerakkan pertanda isyarat menolak brosur.. Hmmm.. baik dan sopan sekali orang ini
3. Loh.. ternyata ada orang yang lewat begitu saja, tanpa nengok sedikitpun..
4. Wuih ada yang seram.. brosur diambil dari tangan kanan, di pindahkan ke tangan kiri, kemudian brosur masuk tong sampah.. plung..
5. Ini yang lebih gawat lagi.. brosur diambil dari tangan kiri, langsung diumpan ke tangan kanan dan dilempar wussss.. tidak masuk tong sampah, tapi malah melayang dan berserakan dilantai-lantai..
6. Dan beberapa SPG yang sudah saya latih.. ternyata tidak menjalankan prosedure membagikan brosur dengan baik..,
Itulah faktanya, itu adalah kebenaran.. bukan dari brosur saya saja, namun seluruh brosur yang dibagikan oleh SPG dari berbagai macam perusahaan itu semuanya pada berserakan di lantai-lantai, sebagian lagi mulus mendarat di tempat sampah..
Apakah mereka tidak mau menghargai SPG dan brosurnya..? ya sudah.. STOP.. STOP jangan bagi-bagi brosur lagi. Terus terang ini adalah pengalaman saya membagi brosur untuk umum dengan produk umum ditempat umum yang dibuang.. Selama ini saya membagi brosur obat kepada dokter di tempat praktek dokter, tidak pernah sekalipun saya melihat ada dokter yang membuang brosur itu.. terutama saat dihadapan seorang medical representativenya..!!, kalaupun ada tentu sudah saya umpat itu dokternya.. ha.. ha..
CT (SPG) :”Pak mengapa tidak boleh membagi brosur..?”
Saya :”Malu..masak brosur dibuang begitu saja, seperti tidak ada harganya saja..!! saya tidak menyalahkan mereka..!! itu hak mereka..!! Timingnya saja mungkin tidak tepat, brosur ini masih teramat baik untuk orang yang membutuhkan dan bisa menghargainya dan tugas kita tidak membagi brosur, tapi memberikan informasi sekaligus kalau bisa menjual produk saat ini juga..”
CT (SPG) :”Terus apa yang harus kita lakukan..”
Saya :”Kita harus memperbaiki sikap kita sendiri., kita tidak akan bisa merubah sikap mereka..!!”
Dalam pelatihan selalu saya tekankan :
1. Tentukan targetnya dulu.. seperti apa..?
contoh :
* Produk kosmetik –> targetnya wanita dewasa, bukan ABG, karena ABG tidak punya power untuk membeli.., dan jangan sampai brosur lipstick diberikan kepada cowok ABG, ya sudah pasti brosur dibuang..
* Produk helm balap –> targetnya pria.. OK..? lanjut..!!
2. Sapa/beri salam dulu kepada orang yang akan kita target, tujuannya agar orang tersebut ada perhatian kepada kita., minimal kaget kalau kita menyapanya dengan keras ha.. ha..
Contoh :
*”Selamat malam mas..”, kita menyapa sambil senyum.. jangan lupa gosok gigi dulu.
Jangan lupa.. pada tahap ini brosur jangan dibagi dulu
3. Setelah itu sampaikan sesuatu yang menjadi selling poin produk kita.., atau apalah terserah.. yang penting bisa menggugah minat target kita dan jangan bohong.. Buat mereka tercengang dalam 6 detik pertama.. ingat jangan terlalu lama ngomongnya, kurang lebih 6 detik saja..
contoh :
* “Produk X daya pelembabnya 3 kali lebih kuat dari pada pelembab biasa..”, pasti yang mendengar akan woww..
* “Produk ini akan menambah 100cc volume payudara Anda dalam 3 hari..”, mana ada..?? ini misal loh.. misal.. bukan sungguhan..
4. Bila orang itu ternyata tidak jadi berhenti, kemudian malah mempercepat jalannya, ucapkan terimakasih.., kiss bye.. pada tahap ini brosur jangan dibagikan.., karena mereka belum ada kesadaran terhadap apa yang kita tawarkan..
5. Jika jalan orang tersebut tiba-tiba melambat.. berarti kita telah berhasil mencuri perhatiannya.. ada buying signal pertama.., Silakan kalau mau membagi brosur.., pada tahap ini kemungkinan brosur dibuang sudah mengecil, kemudian lanjutkan dengan serangan 6 detik berikutnya..
Contoh :
* “Kalau mau periksa kelembapan kulit silakan ke stand kami, sebelum jam 19.30 wib” jangan bilang sampai pukul 21.00wib, nanti orangnya berpikir OOO.. Belanda masih jauh kalau begitu santai dulu saja.., atau
* “Ibu.. khusus hari ini harga kita potong 15%”, dll
6. Bila serangan kedua ini berhasil, orang yang mula-mula berjalan lambat akan berhenti.. saat berhenti inilah kita punya waktu sedikit lebih longgar yaitu sekitar 3-5 menit untuk mempresentasikan produk/jasa kita (Isi dari presentasi yang 3-5 menit itu apa saja ya..? next post ya..?), kemudiaan tutup penjualan.. hore..!! kita berhasil menjual produk..!!
7. Nah gunakan brosur sebagai tools untuk presentasi/edukasi produk.. dan setelah selesai presentasi.. berikan kembali brosur itu kepadanya, maka orang itu akan bisa menghargai brosur tersebut.
Tret tet tet…. ayo bertempur kembali, bagi brosur, berikan informasi, edukasi dan kemudian dapatkan penjualannya..
Setelah metode pembagian brosur ini diterapkan dengan sungguh-sungguh, kelihatan bahwa brosur-brosur itu tidak dibuang sembarangan lagi.., Ada beberapa variasi kejadian yang tidak terekam saat simulasi pelatihan, ternyata muncul ketika dipraktekkan di lapangan yaitu :
1. Ada orang yang tidak mau berhenti, namun bersedia didampingi, jadi presentasi sambil jalan bareng.. jangan pegang tangannya, sebab itu namanya jalan bergandengan tangan.
2. Ada yang kemudian berusaha membaca brosur secara seksama sambil berjalan, sampai-sampai menabrak kereta dorong, tersandung karpet dan kehilangan anaknya..!!, siapkan obat anti luka ya..
3. Malah ada pengunjung yang bersedia menjadi “guru”, ikut menjelaskan kepada pengunjung stan lainnya.., nah beliaunya ini jadi super SPG, gratis lagi..
4. Loh.. Loh.. ternyata masih ada juga orang yang lewat begitu saja, meskipun sudah disapa dengan senyum dan diberikan sebuah kejutan..,
CT (SPG) :”Pak tadi ada seorang ibu sudah saya sapa dengan senyum, kemudian saya berikan sebuah penawaran yang sangat menarik, tapi ibu tadi hanya senyum sebentar terus tetap meneruskan jalannya dengan cepat..”
Saya :”Lohh kalian ini bagaimana..? masak belum tahu juga..?”
Semua SPG :”Iya pak..”, dengan sikap siap mendengarkan penjelasan..
Saya :”Perlu kalian ketahui bahwa ibu yang mempunyai ciri-ciri sepertti yang lewat tadi…. itu statusnya adalah istri saya..!!”
Salah satu SPG :”Waaaalaah bosnya saja dicukekin..!!”
Saya :”EEEEEeeee siapa yang bilang tadi…?”
Loh semua jadi pada diam dan mukanya menunduk semua… padahal celetukan tadi benar adanya.. ha.. ha..
SPG yang diterjukan pada pameran ini bukan SPG biasa, istilahnya adalah SPG “super body”, kerena bentuk tubuh dan kulitnya kayak apa ya..? montong-montong lah.. Eeee jangan iri ya.. kalau saya di kerubuti cewek cakep dan montong..!!.
Kemudian penyebaran SPG dibagi menjadi tiga area, area paling jauh (Ring 2) di tempati oleh SPG yang bisa mandiri, tugasnya mengarahkan dan menggiring pengunjung ke stan. SPG yang skillnya menengah ditempatkan di tengah (ring 1), tujuannya hanya menjaga pengunjung yang telah didapatkan oleh SPG Ring 2, dan yang paling pinter (sebagai konsultan) ditempatkan di stan (Ring 0).
Hmm.. bagaimana dengan para manager dan supervisor yang duduk-duduk di stan yang sudah tahu bahwa brosurnya dibuang-buang sampai berserakan..?, OOoo.. tentunya mereka sudah berpengalaman menjawab mengapa brosur mereka dibuang..
Namun rasa puas saya ternyata tidak berlangsung lama, ternyata saya tidak boleh santai-santai begitu saja, karena masih ada yang membuang brosur atau setidak-tidaknya mereka akan membuang brosur itu dirumah..!!, waduh.. celaka 13, 14,15 dst.. bagaimana ini..? padahal saya menginginkan brosur itu tidak dibuang dan orang yang telah menerima brosur itu akan menyimpannya dirumah sampai dua puluh tahun.. eee.. kelamaan, minimal satu tahun…? jangan kuatir..!! simak terus post “oleh-oleh dari pameran”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar